Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Usaha (tidak) sama dengan Hasil

Pernah merasa berusaha banyak pada suatu hal, tapi hasilnya nihil? beberapa orang mempertanyakan seberapa banyak usahamu, tetapi apa mereka tahu sebanyak apa waktu yang kita habiskan untuk sebuah hasil diakhir. seolah banyak usaha, namun tidak pada tempatnya mengerjakan proyek oranglain, meninggalkan proyek diri sendiri. Rasanya sedih bukan? ketika melihat begitu mudahnya jalan oranglain untuk sampai pada hasil yang diinginkan dan betapa terjal dan sulitnya diri ini untuk sampai pada hasil yang diinginkan:( "Usaha tidak menghianati hasil" that bulshit membuat ego menertawakan atas kebodohanku selama ini. EGOIS lari saja kau sendiri tertawa saja sendiri tulus bukan seperti itu, kawan bukan pernyataan keegoisan bukan keberhasilan yang kau menangkan bukan. Ia berbentuk kejujuran atas proses Aku terjatuh, kamu tetap berlari kamu terjatuh, aku berhenti tidak adil bukan? bukan hanya ucapan mengajak berlari cepat, tapi kau lebih dulu memulai lari. be

Miracle's of Do'a

Alangkah nikmatnya menjadi seorang mukmin. Kenapa? karena seorang mukmin punya DO'A Do'a yang menghubungkan hamba dengan Rabbnya Do'a, tempat berkeluh kesah dan bercerita Do'a, tempat segala keajaiban bermuara Cara termudah untuk bercerita pada Allah Ceritanya, Seorang mahasiswi semester tua merasa gundah gulana. awal bulan sekali dan belum dapat kiriman, lusa hendak praktek penelitian dan beberapa bahan alat belum dipersiapkan. Dosen yang terkenal susah untuk dimintai uang (mahasiswa ini mengikuti proyek dosen ini). Mahasiswa ini melakukan kesalahan fatal yang merugikan pihak dosen. Dalam hatinya berkata " tidak mungkin bisa meminta uang proyek ketika momen kesalahan fatal baru saja terjadi" Namun, dalam hati lain berkata pasrah " Ya Allah, Engkau yang melembutkan hati.. lembutkan lah hati dosen hamba, hanya kepadaMu tempat mengadu" Sore itu,  beberapa anak bimbingan dosen tersebut dipanggil untuk menghadap. Diantara

Opini Publik

Beropini itu adalah kebebasan setiap orang, baik mahasiswa maupun dosen sama-sama punya opininya masing-masing. Baik penjual dan pembeli, baik tua maupun muda, baik orangtua maupun anak. Semua bebas beropini tentang suatu masalah. Yang pelu diketahui adalah, tidak ada opini yang benar-benar bisa diterima sebagai kebenaran atau kesalahan. kecuali hal itu terkait hal mutlak layaknya Agama/Syar'iyah. Adalah logika yang membelakangi perasaan menjadi basic berargumen. Segala opsi dan premis yang mungkin  terjadi atas suatu hal harus diumuskan untuk mencapai kesepakatan. Dimana tidak ada ketimpangan. Dimana tidak ada kerugian antara dua belah pihak. Bagiku, opini itu hal yang tidak bisa dipercaya. Tau kenapa? karena subjektifias yang ada didalamnya memaksa kita untuk mengetahui dan memahami tujuan pembicara. Tidak ada yang benar-benar tahu tingkat deviasi yang pas untuk sebuah opini. Adalah hal aneh jika kita menelan bulat-bulat opini-opini yang bertebaran, lantas menembak mem

Puisi, dan aku

Bagimu, kata-kata adalah pengisi ruang kosong mengelap tawa, mencampurnya pada duka Bagimu, kata-kata adalah teman bermain datang dan pergi laiknya melodi Bagiku, kata-kata adalah ruang saat pengap memetiknya pelan dari sebuah taman, agar aman sampai kepadamu Bagiku, kata-kata adalah pemain handal Mengoyak kalbu, namun menghibur disaat yang tepat kata puisi aku dan, kamu terjebak emosi kata-kata yang sudah basi bahkan mencoba menahan meski pucat pasi bukan alasan pasti kelak, kita akan mengerti bahwa, kata adalah hadiah sang puisi bukan hanya rasa yang menari ia adalah sebuah isi dari kehidupan berbentuk narasi.