Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Kebetulan yang menjadi Peluang

Pernah ngalamin momen dimana 2 buah peluang dateng bersamaan? pernah ngalamin momen ketika lo akan mengerjakan suatu kegiatan bersamaan dengan proyek lainnya? Gue akhir-akhir ini ngalamin banyaaaak banget kebetulan. Pertama, Beberapa minggu lalu gue ke semarang buat ngumpul suatu komunitas. Bisa dibilang komunitas ini adalah komunitas ilmuwan dimana gue emang ngerasa 'nyasar'. Nah, singkat cerita balik ke purwokerto masing-masing anggota diberi tugas untuk membuat dan menggarap video terkait pangan lokal di daerah masing-masing. Btw, berat-ga berat entah kenapa gue yakin bisa buat tuh video. Dikepala udah ada gambaran konsep bakalan jadi kyk gimana. daan.. sebuah berita datang lagi dari sumber berbeda. Bukan, bukan berita. Tapi amanat: buat balik lagi ke Wonosobo (tempat penelitian) dan bikin video terkait penelitian gue. Kaget. Iya.. Sebelumnya sebelum ke solo gue  baru aja dari Wonosobo, dan disuruh balik lagi?? Napas dulu boleh kali ya :' Oke, ini 2 buah tu

Partner of Dream

Dari judulnya, udah ketahuan kan, kalau gue bakal ngebahas tentang partner. Menurut gue partner of dream itu seseorang yang bisa ngebantu kita, nyemangatin, ngigetin kita sama mimpi-mimpi kita. Ga heran, kita akan lebih terbuka dan berani mengungkapkan mimpi kita kepadanya, bahkan mimpi konyol sekalipun. Tempat sharing dan bertukar pendapat. intinya adalah, seseorang ini yang paling berpengaruh untuk kita bisa meraih mimpi lo. Seumur hidup, gue ga pernah ketemu partner of dream gue. Sedih ya:( Kalau ada rumus rahasia buat nyari partner kayak gitu, wuih.. Pernah sih, gue mencoba cari. Gue mencoba menceritakan mimpi gue ke orang lain. Disemangatin iya, tapi udah.. Gue mencoba mencari komunitas yang mendukung mimpi gue, komunitas yang katanya 'punya mimpi sama'. Gue seneng punya banyak temen. Tapi sayangnya kita ga deket. Cuma deket karena tujuan yang sama. kita hanya kenal di dunia maya.Asing di dunia nyata. Gue pernah mencoba mendengarkan mimpi orang lain, sok-sok an m

Hal-Hal Sederhana

Manusia itu aneh. Kadang hal-hal sederhana bisa membuat kita merasa senang. Namun hal-hal sederhana juga bisa membuat kita merasa sedih. Padahal sama-sama hal sederhana bukan? Kita merasa senang ketika makan bersama teman dan sahabat, kita merasa senang ketika bercanda dan mengobrol dengan sahabat, kita merasa senang ketika dikunjungi kerabat. Tapi, Kita akan merasa sedih jika tidak diajak bermain dengan teman, kita akan merasa dikucilkan jika tidak ada yang mengajak ngobrol, kita merasa sedih jika tidak ada yang menyelamati saat wisuda atau seminar hasil. Manusia memang abstrak. Terlebih wanita. Hal-hal sederhana yang melibatkan emosi memang mengesalkan. Ia diciptakan layaknya bumbu dapur. Remeh. Namun bermakna ketika dirasakan. Hal-hal sederhana memang membingungkan. Hal-hal sederhana akan menjadi berharga ketika ia sesuai pada tempatnya. Hal-hal sederhana yang dilatih berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Bagiku, hal-hal sederhana layaknya sebuah peluang. a

Semester akhir

Dunia kampus. Sedikit mengenang kembali masa-masa pertama menginjakkan kaki di bumi jawa tengah ini. Saya berfikir banyak hal tentang sejarah dan orang-orang di dalamnya. Dunia kampus bukan hanya tentang duduk di kelas dan mendengarkan dosen saja. Lebih jauh.. Status siswa menjadi mahasiswa bukan tanpa tanggungan. Saya bermimpi untuk bisa menjadi 'pengaruh' di lingkungan kampus. Namun, saya mungkin terlalu santai dan hanya bergerak perlahan. Bahkan, dengan cepatnya justru saya sudah pada waktu 'bukan masanya kamu untuk berjuang' Ah  ya? ternyata semester 7 sudah menanti para senior untuk menatap gerbang kelulusan Inilah yang disebut, pentingnya meninggalkan generasi baru-penerus yang akan melanjutkan. Saya sadar sesadar sadarnya bahwa, belum banyak yang saya lakukan untuk memajukan kampus ini. Hei hei, bukan saatnya untuk menyesal bukan? jangan sampai kita bertemu dengannya. bahkan berjuang untuk tetap hadir di tiap rapat dan agenda kegiatan organisasi ad

konflik?

Ketika permasalahan muncul, dan hanya dirasakan oleh satu orang..apa mungkin bisa disebut masalah?konflik? Tidak adil bukan? merasa beban sendiri, merasa kecewa, merasa sakit, merasa marah.. tapi, seolah tidak ada apapun-baik baik saja? Berkali kali kupikir ulang, ini sungguh tidak adil Bagimu, aku baik-baik saja tanpa tahu apapun mengatakan guyonan seolah lucu tidak menghibur tapi mengundang tawa yang menyakitkan ah, entahlah.. atau aku saja yang terlalu sensitif Bagaimana mengungkapkannya? Seolah kau belum paham aku yang sebenarnya hei, kita ini siapa? teman?sahabat?atau hanya dekat? Saat senyum justru menyakitkan saat saling pandang justru menimbulkan amarah mungkin ada sesuatu yang rusak ada sesuatu yang retak atau kita yang saling menutup diri atau aku yang berubah kita perlu sejenak menepi, berbicara jujur dari hati ke hati tanpa membawa ego cukup bawa saja kenangan manis kita relakah?